Skip to content Skip to footer
No Image Available

Kajian Strategi Penguatan Data Imunisasi Untuk Mendukung Satu Data Bidang Kesehatan

 Penulis: dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., PhD dan Tim  Kategori: Pengajuan ISBN  Penerbit: Kementerian Kesehatan  Halaman: 272  Negara: Indonesia  Bahasa: Indonesia  Ukuran: 24 x 18 cm
 Deskripsi:

Electronic Immunization Registry (EIR) atau Register Imunisasi Elektronik (RIE)
merupakan bagian dari Immunization Information Systems (IIS) atau Sistem Informasi
Imunisasi (SII) yang mempunyai peran sangat penting dalam upaya penguatan data
imunisasi untuk mendukung pemangku kepentingan dalam peningkatan cakupan
imunisasi dan optimalisasi manajemen program imunisasi. Saat ini di Indonesia, selain
ASIK, telah banyak dikembangkan juga sistem informasi pencatatan data imunisasi, baik
di tingkat nasional, sub-nasional maupun yang dikembangkan oleh organisasi
profesi/swasta, dengan variabel data yang bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing pengguna. Permasalahan yang kemudian timbul dari banyaknya sistem
informasi kesehatan yang dikembangkan di Indonesia, dalam hal ini adalah sistem
informasi imunisasi, adalah fragmentasi data imunisasi akibat tidak adanya
interoperabilitas antar sistem yang sudah ada.
Proses integrasi data imunisasi dan interoperabilitas antar sistem terkait imunisasi
sangat diperlukan untuk dapat mendukung kegiatan penguatan data imunisasi di
Indonesia sebagai salah satu upaya peningkatan ketahanan sistem kesehatan melalui
kemampuan untuk melakukan pencegahan, deteksi dan respon terhadap ancaman
kesehatan global yang sedang dan kemungkinan akan terjadi. Dokumen ini disusun
menggunakan 7 aspek building blocks dari WHO-International Telecommunication Union
(WHO-ITU) dan merupakan salah satu kajian terhadap penggunaan RIE di dalam
mendukung penguatan data imunisasi pada pelaksanaan program imunisasi di
Indonesia. Pengumpulan data dilakukan dengan desk-review, Focus Group Discussion
bersama pemangku kepentingan di level nasional, dinas kesehatan provinsi,
kabupaten/kota, Puskesmas dari 11 provinsi, pengembang sistem, dan site visit ke provinsi
Sulawesi Utara, Maluku Utara, Lampung dan Banten. Kerangka kerja WHO-ITU yang
digunakan dalam penyusunan dokumen kajian ini menunjukkan bahwa masih banyak
kendala yang dihadapi dalam proses pencatatan dan pelaporan data imunisasi secara
elektronik. Selain kendala interoperabilitas antar sistem RIE yang sudah ada, kendala
infrastruktur jaringan, sumber daya manusia dan pendanaan merupakan permasalahan
utama yang dapat menghambat keberhasilan penguatan data imunisasi melalui ASIK.
Diperlukan perencanaan yang diatur sedemikian rupa dan dukungan yang berkelanjutan
dari pemerintah pusat untuk keberhasilan implementasi ASIK di daerah.
Dengan adanya program transformasi digital kesehatan di Indonesia, pencatatan
dan pelaporan data imunisasi turut berevolusi dari pencatatan data imunisasi agregat
dan manual menjadi secara individu dan elektronik. Simplifikasi dari pelaporan data
imunisasi terdigitalisasi menjadi harapan dari pelaporan data imunisasi sehingga data
imunisasi dapat dimanfaatkan oleh lintas sektoral. Integrasi sistem imunisasi juga
diharapkan dapat mengakomodir RIE yang sudah terbangun pada daerah-daerah di
Indonesia sehingga ASIK dan RIE daerah dapat saling berjalan beriringan sebagai media
pengumpulan dan pelaporan data imunisasi di Indonesia. SATUDATA dari Kementerian
Kesehatan yang merupakan platform yang memfasilitasi pertukaran data kesehatan di
Indonesia menjadi rujukan utama strategi interoperabilitas data imunisasi.


 Back