Peran Clascoterone pada Tatalaksana Akne Vulgaris
Penulis dr. Novi Kusumaningrum, Sp. D.V.E., PhD, FINSDV, FAADV, Dr. dr. Radityastuti, Sp. D.V.E., FINSDV, FAADV, dr. Aria Hendra Kusuma, Sp. D.V.E., dr. Carissa Adriana, Sp. D.V.E., dr. Yuniar Dian Pramitasari,
Editor -
Tahun Terbit 2024
Penerbit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jumlah Halaman 104
Dimensi -
Resensi

Buku Peran Clascoterone pada Tatalaksana Akne Vulgaris ini berfokus pada akne vulgaris sebagai penyakit kulit inflamasi kronis yang timbul akibat gangguan kelenjar pilosebasea pada kutaneus dengan prevalensi tertinggi ke-8 di dunia, oleh sebab itu akne vulgaris menjadi perhatian penting dalam bidang dermatologi. Terdapat 4 jalur patogenesis yang mempengaruhi pembentukan AV, yakni peningkatan produksi sebum, inflamasi dan respon imun, kolonisasi dari Propionibacterium acnes, serta hiperkeratinisasi. Terdapat pula beberapa hormon yang berimplikasi sebagai etiologi AV. Terutama pada masa pubertas, hormon-hormon ini akan meningkat secara multipel dan menyebabkan peningkatan drastis dari produksi sebum. Androgen merupakan hormon yang memiliki peranan penting dalam regulasi produksi sebum ini, seperti testosteron dan 5-alpha-dihydrotestosterone (DHT). Rejimen terapi akne dapat berupa topikal dan sistemik, dimana rejimen ini akan menargetkan salah satu dari jalur patogenesis ini. Terapi utama yang seringkali digunakan dalam pengobatan akne meliputi penggunaan agen topikal, seperti benzoil peroksida, antibiotik, retinoid, dan agen topikal lainnya. Namun, sebagian besar terapi topikal ini memiliki dampak reaksi lokal kulit, berupa edema, eritema, pruritus, atrofi kulit, sensasi terbakar, dan telangiektasia. Antibiotik sistemik adalah alternatif obat topikal yang digunakan untuk pengobatan akne vulgaris derajat sedang hingga berat. Permasalahan resistensi antibiotik pada pengobatan AV masih menjadi perhatian terapeutik yang signifikan. Penggunaan clascoterone sebagai agen antiandrogen topikal baru pertama yang digunakan dalam terapi hormon pada akne vulgaris menjadi terobosan baru untuk pasien dengan resistensi antibiotik atau tereksklusi dari terapi antiandrogen. Serupa dengan rejimen akne lain, clascoterone dapat digunakan untuk berbagai derajat keparahan akne. Penggunaan clascoterone relatif aman, dengan efek samping topikal yang minimal. Sebagai rejimen topikal inhibitor androgen pertama yang dapat digunakan oleh pria dan wanita, clascoterone tidak memiliki efek sistemik antiandrogen seperti kontrasepsi oral dan spironolakton. Oleh sebab itu, clascoterone dipercaya sebagai terapi yang menjanjikan untuk AV pada pasien usia 12 tahun keatas.

Lihat PDF