![No Image Available](https://perpustakaan.kemkes.go.id/wp-content/uploads/2024/05/Screenshot-2024-05-14-145504.png)
GAMBARAN HISTOPATOLOGI DAN TATALAKSANA HIPERMELANOSIS
Warna kulit normal manusia ditentukan oleh jumlah melanin. Kelainan pigmentasi
dapat terjadi pada kulit dan dibagi menjadi hipomelanosis dan hipermelanosis.
Hipermelanosis, yaitu adanya peningkatan jumlah melanin di kulit. Kelainan
hipermelanosis umumnya merupakan hasil dari peningkatan produksi melanin dan
terkadang akibat peningkatan kepadatan melanosit aktif. Peningkatan yang timbul
dapat terbatas pada epidermis, misalnya ketika kulit tampak lebih coklat dari biasanya,
atau pada dermis yang akan memberikan gambaran abu-abu atau biru.
Penegakkan diagnosis hipermelanosis dilakukan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yaitu histopatologi. Masing masing
kondisi hipermelanosis memiliki gambaran histopatologi yang khas sesuai dengan
etiopatogenesisnya masing-masing. Penatalaksanaan hipermelanosis dilakukan sesuai
kondisi klinis dengan medikamentosa dan non medikamentosa. Penatalaksanaan non
medikamentosa meliputi fotoproteksi, dan kamuflase kosmetik. Terapi medikamentosa
dapat dengan pemberian secara topikal (misalnya hidrokuinon, asam retinoat, asam
azaleat, asam glikolat, asam kojik) ataupun sistemik (misalnya asam traneksamat,
glutation, asam askorbat), atau dapat juga dilakukan prosedur tindakan (misalnya
peeling kimiawi, maupun laser) yang disesuaikan dengan kondisi klinis.
Back