Berdasarkan laporan Tuberkulosis (TBC) global yang dikeluarkan WHO pada tahun
2021, diperkirakan terdapat 824.000 kasus TBC baru dan 24.000 kasus TBC-Resistan Obat
(RO) di Indonesia pada tahun 2020. Penatalaksaan diagnosis untuk pasien TBC RO lebih
rumit dibandingkan dengan TBC Sensitf Obat (SO). Diagnosis TBC RO dilakukan dengan uji
kepekaan M. tuberculosis baik dengan metode molekuler seperti tes cepat molekuler TB
(TCM TB), Line Probe Assay (LPA), atau menggunakan metode konvensional dengan uji
kepekaan fenotipik.
Pemeriksaan Line Probe Assay (LPA) merupakan pemeriksaan molekuler metode
cepat yang dapat mendeteksi uji kepekaan bagi obat tertentu. Program Penanggulangan
TBC menggunakan pemeriksaan LPA lini dua digunakan sebagai deteksi resistansi untuk
golongan fluorokuinolon dan obat injeksi lini kedua bagi pasien yang sudah terkonfirmasi
sebagai pasien TB resistan obat. Mulai tahun 2022, pemeriksaan LPA lini satu digunakan
oleh Program penanggulangan TBC Nasional untuk mendeteksi resistansi terhadap INH dan
rifampisin untuk mendeteksi pasien TBC monoresistan.
Saat ini, terdapat 7 (tujuh) laboratorium yaitu Laboratorium Tuberkulosis UKK LMK
FKUI, Laboratorium Mikrobiologi RSUP Persahabatan, dan BBLK Surabaya, RSUP Dr.
Kariadi, Laboratorium HUMRC Makassar, BBLK Palembang, dan Laboratorium Kesehatan
Provinsi Jawa Barat memiliki kemampuan sebagai laboratorium pemeriksa LPA lini satu dan
dua. Pada tahun 2022, Program Penanggulangan Tuberkulosis bersama dengan
Laboratorium Rujukan Nasional (LRN) Molekuler TBC telah melakukan pembaharuan
terhadap petunjuk teknis pemeriksaan LPA dengan memasukkan komponen LPA lini satu
dan beberapa update sesuai dengan perkembangan Program Penanggulangan TBC
Nasional.
Petunjuk Teknis Pemeriksaan Line Probe Assay (LPA) Lini Satu dan Dua ini dapat
digunakan sebagai acuan bagi petugas laboratorium, klinisi, maupum pemegang program
untuk melaksanakan pemeriksaan LPA lini satu dan dua sehingga mutu hasil pemeriksaan
dapat terjamin sesuai standar. Selain itu, petunjuk teknis ini diharapkan bermanfaat untuk
semua laboratorium rujukan pemeriksa LPA di Indonesia dalam berkontribusi pada kegiatan
penanggulangan TBC Nasional.